Senin, 21 Maret 2022

CONTOH PROPOSAL BANTUAN TERNAK BABI

 

 KELOMPOK TANI “MILENIAL BANGKA JONG

DESA BANGKA JONG  KECAMATAN  WAE RI’I

KABUPATEN  MANGGARAI

Alamat : Desa Bangka Jong, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai

 

Nomor             : 02/KTMB-M/MGR/I/2022               Ruteng, 25 Januari  2022

Lampiran         : 1 (satu) berkas

Perihal             : Proposal Bantuan Ternak Babi

 

Kepada Yth.

Bupati Manggarai

  Cq. Kepala Dinas  Peternakan

di –

                      R u t e n g

 

Dengan hormat,

Bersama ini kami menyampaikan Proposal Bantuan Ternak Babi Kelompok Tani “Milenial Bangka Jong”, Desa Bangka Jong, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai kepada Bapak dalam rangka mendukung dan meningkatkan usaha kelompok tani “Milenial Bangka Jong”.

 

Kami sangat berharap agar Bapak Kepala Dinas Pertanian   Kabupaten Manggarai  memberikan perhatian terhadap usaha kami sebagai bentuk konkrit dalam meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani di Desa Bangka Jong.

 

Demikian usulan kami ini, atas perhatian bapak terdahulunya kami ucapkan terima kasih.



Hormat kami

Kelompok Tani

“Milenial Bangka Jong


 

Ketua Kelompok,

 

 

 

 

…………………



 

 

 

 

 

 

Mengetahui:

Kepala Desa Bangka Jong

 

 

……………………

Penyuluh

Desa Bangka Jong

 

 

 

……………………..

 




PROPOSAL

 KELOMPOK TANI “MILENIAL BANGKA JONG

DESA BANGKA JONG  KECAMATAN  WAE RI’I

KABUPATEN  MANGGARAI

Alamat : Desa Bangka Jong, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai

 

A.  LATAR BELAKANG

Usaha peternakan babi di Indonesia telah lama dikenal masyarakat. Agar usaha ini dapat memberikan keuntungan yang optimal bagi pemiliknya maka perlu diperhatikan beberapa hal yang menyangkut manajemen pemeliharaan ternak babi. Melalui pengamatan dan penelitian yang cukup panjang dalam kehidupan manusia, ternyata babi merupakan hewan yang memenuhi syarat dapat cepat berkembang biak dan dapat menghasilkan daging yang lebih dari memadai bila dikelola secara baik berdasarkan tatalaksana peternakan yang mapan, sesuai dengan perkembangan ilmu beternak hasil pengalaman dan penelitian yang telah berjalan ribuan tahun. Keunggulan babi sebagai ternak potong untuk penyediaan daging babi manusia telah diakui seluruh dunia

Tipe ternak babi yang dipelihara umumnya adalah tipe pedaging yang memiliki tujuan utama memenuhi kebutuhan konsumen akan daging babi tersebut. Daging babi memiliki beberapa kelebihan dari pada daging lainnya, diantaranya adalah rasa yang lebih gurih dan empuk.

Beberapa keuntungan memelihara babi adalah perawatan yang tidak terlalu rumit dan karkas yang dihasilkan cukup besar yaitu 70-80% dari total berat keseluruhan. Hal yang harus diberi perhatian khusus pada babi yaitu suhu, pakan, luas kandang, dan kesehatan.

Minimnya usaha peternakan babi mengakibatkan kurangnya pemenuhan kebutuhan konsumsi protein hewani asal babi terutama saat menjelang perayaan hari raya keagamaan seperti Natal, Galungan, dan hari besar lainnya. Akibatnya, harga daging menjadi tidak stabil karena ketidakseimbangan antara populasi yang ada dengan jumlah permintaan pasar saat itu. Pendirian usaha ternak babi ini sekaligus dapat membantu program pemerintah untuk mengatasi masalah pengangguran.

Terpenuhinya kebutuhan daging sebagai bahan pangan bukan hanya sekedar untuk memenuhi kebutuhan biologis semata, tetapi terkait dengan  harkat dan martabat kemanusiaan kita dalam perspektif sosial. Lebih dari itu kebutuhan daging untuk memenuhi konsumsi protein hewani sangat terkait dengan kesehatan dan kecerdasan bangsa. 

Usaha budidaya ternak babi sangat berpotensi sebagai salah satu usaha untuk memenuhi kebutuhan gizi masyarakat dan meningkatkan pendapatan ekonomi masyarakat, dimana hal ini didukung oleh potensi pasar yang baik. Hal ini dapat tercapai jika pemerintah dapat memberikan dukungan pembinaan, permodalan, peningkatan pengetahuan dan keterampilan kepada kelompok tani “Milenial Bangka Jong” sehingga dapat mengembangkan usaha peternakan lebih baik.

 

B.  GAMBARAN KELOMPOK TANI

Kelompok Tani “Milenial Bangka Jong”   dibentuk tanggal 23 Januari 2022. Jumlah anggota kelompok sebanyak  28 orang yang semuanya berdomisili di Desa Bangka Jong, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai. Pada dasarnya kelompok ini mengupayakan kegiatan usaha tani yang terintegrasi dengan cara optimalisasi pemberdayaan potensi yang ada. Lahan pekarangan sebagai lahan potensial diupayakan pemberdayaannya untuk kegiatan pertanian, baik pertanian hortikultura, perkebunan dan peternakan. Sementara ini pemanfaatan lahan pekarangan anggota kelompok disesuaikan dengan potensi masing-masing anggota terutama disesuaikan dengan kemampuan ekonomi (keuangan) anggota. Beberapa anggota memanfaatkan lahan pekarangan untuk menanam sayuran dan tanaman pertanian lainnya.  Sejauh ini kelompok tani belum mendapatkan bantuan dari pihak manapun baik dari pemerintah maupun pihak swasta dalam rangka menunjang programnya.

 

C. PERMASALAHAN

Keterbatasan dana untuk pengembangan ternak babi oleh masing-masing anggota kelompok.

 

D. MAKSUD DAN TUJUAN

1.      Meningkatkan pendapat ekonomi dalam anggota kelompok dan memenuhi permintaan  babi di pasaran yang ada di dalam dan luar Kabupaten  Manggara.

2.      Memenuhi kebutuhan protein hewani yang berkualitas, sehat, dan aman untuk dikonsumsi.

3.      Meningkatkan kesempatan kerja / kesempatan berusaha

4.      Mendorong pemberdayaan, memperkuat kelembagaan pembibitan kelompok pekelompok peternakan dalam mengembangkan agribisnis dalam pembagunan

5.      Memenuhi kebutuhan daging dalam negri

 

E.  KEBUTUHAN USAHA TERNAK BABI

Dalam rangka pengembangan usaha Ternak Babi Kelompok Tani  “Milenial Bangka Jong”     Desa Bangka Jong,  Kec. Wae Ri’i, membutuhkan Ternak  sebagai berikut :

-                    Babi Jantan                          : 28 ekor

-                    Babi Betina                           : 28 ekor

 

F.  STRUKTUR KELOMPOK TANI

    (Terlampir)

 

G. PENUTUP

Demikian proposal ini kami buat untuk mendapat perhatian dari Bapak Kepala Dinas Peternaan Kabupaten Manggarai sebagai bentuk dukungan bagi kami dalam mengembangkan usaha ternak dan juga pengembangan ekonomi keluarga dari anggota kelompok.

 

Atas perhatian dan bantuan Bapak kami ucapkan terima kasih.

 

Hormat kami

Kelompok Tani

“Milenial Bangka Jong


Ketua Kelompok,

 

 

 

 

…………………



 

 

 

 

 

 

Mengetahui:

Kepala Desa Bangka Jong

 

 …………………

Penyuluh

Desa Bangka Jong

 

 

 

…………....

 

 

 

Kamis, 26 Januari 2017

Sosialisasi dan Bimtek Dalam Rangka Sertifikasi Indikasi Geografis (SIG) Kopi Arabika Flores Manggarai

Foto : Sosialisasi dan Bimtek SIG Kopi Arabika Flores Manggarai

Dalam even festival Kopi tingkat Nasional, Kopi Arabika Manggarai menempati urutan pertama dengan mutu, kualitas dan cita rasa terbaik. Namun sampai saat ini, kopi Arabika Manggarai belum memiliki label tersendiri terkait dengan legalitas formal yang berhubungan dengan identitas, kualitas dan cita rasa Kopi Arabika.

Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai menginformasikan  hal itu pada kegiatan Sosialisasi dan Bimtek dalam rangka Sertifikasi Indikasi  Geografis Kopi Arabika Flores Manggarai di Kelompok Tani Tunas Harapan Desa Wae Ri’i, Kecamatan Wae Ri’i Kabupaten Manggarai, Rabu (25/1/2017).

“Agar bisa diakui, dikenal dan layak dipasarkan sampai tingkat internasional,  untuk itu Kopi Arabika Manggarai harus memiliki Sertifikat Indikasi Geografis (SIG) yang disahkan oleh Direktorat Hak dan Kekayaan Intelektual Kementrian Hukum dan Ham.” Kata beliau.

Kelompok Tani Tunas Harapan Desa Wae Ri’i, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai  ditetapkan sebagai salah satu kelompok sasaran  karena sebagian besar anggota kelompok memiliki lahan kopi arabika yang cukup luas dan sudah mulai mengembangkan UPH Kopi sejak tahun 2016.  Total luas lahan kopi Arabika di Desa Wae Ri’i kurang lebih 25 ha.

Hadir dalam kegiatan tersebut selain Kepala Dinas Pertanian Kabupaten Manggarai,  juga Plt Kepala Seksi Perbenihan, Pasca Panen dan Pemasaran Hasil Perkebunan dan Hortikultura, PPL Desa Wae Ri’i, Mantri Tani Kec. Wae Ri’i, Kepala Desa Wae Ri’i serta anggota kelompok tani Tunas Harapan.

Lebih lanjut disampaikan oleh Plt Kepala Seksi Perbenihan, Pasca Panen dan Pemasaran Hasil Perkebunan dan Hortikultura,  “bila Kopi Arabika Manggarai telah memiliki Sertifikat Indikasi Geografis (SIG) Kopi Arabika Flores Manggarai maka kopi arabika Manggarai tidak hanya layak dipasarkan di tingkat nasional juga internasional dan kelompok tani berhak menggunakan sertifikat tersebut dengan sistem pengolahan sesuai permintaan pasar. Oleh karena itu kewajiban dari kelompok tani adalah: 1) mempertahankan mutu dan cita rasa kopi sesuai standar pengolahan; 2) pemberdayaan kelompok tani dengan : penguatan kelembagaan kelompok tani, manajemen kelompok, pelatihan budidaya kopi, pelatihan pasca panen dan pelatihan USP kelompok tani.”

Kegiatan sosialisasi dan bimbingan teknis tersebut  tidak hanya dilaksanakan di desa Wae Ri’i tetapi juga pada 6 desa lain  penghasil kopi arabika di Kabupaten Manggarai,  yaitu  desa Longko (Kec. Wae Ri’i), desa Urang, desa Gelong dan desa Nati (Kec. Lelak) serta desa Belang Turi dan desa Pong Leko (Kec. Ruteng).

Kabar baik ini menebar aroma segar bagi petani kopi  Manggarai  Raya (Manggarai Timur, Manggarai dan Manggarai Barat), karena kualitas dan cita rasa kopi arabika akan diakui secara legalitas formal. Ada secuil  harapan dalam benak para petani, harga jual kopi Manggarai akan meningkat dan tentu  berdampak pada peningkatan kesejahteraan petani.

Sabtu, 26 November 2016

Refugia, Bukan Sekedar Penghias Sawah

Ilustrasi : Persawahan Wade-Desa Wae Ri'i
Menanam tanaman hias di pekarangan rumah sudah biasa. Tapi kalau menanamnya di pinggir  sawah, maka menjadi “Luar Biasa”. Bahkan kini menjadi cara efektif mencegah musuh alami yang biasanya menyerang tanaman padi.

Pengendalian hama tanaman padi dengan memanfaatkan tanaman hias dikenal dengan sebutan Refugia. Menurut berbagai sumber, refugia merupakan suatu area yang ditumbuhi  beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid.

Refugia bisa merupakan tanaman bunga-bunga yang ada di galengan atau pinggir sawah. Tanaman hias itulah yang akan menarik serangga, lalu menjadi tempat hidup dan berlindung musuh alami hama tanaman padi (wereng dan penggerek batang). Cara ini telah diuji coba di Vietnam dengan menanam tanaman bunga dan sayur di pematang sawah.

Dengan adanya tanaman hias di pinggir sawah, musuh alami tersebut lebih sehat dan daya hidupnya lebih lama. Saat menyerang OPT (Organisma Pengganggu Tanaman) pun lebih gesit  dibanding tidak ada refugia, karena musuh alami hanya mengkonsumsi pakan dari  pinggir sawah.  Musuh alami tersebut menjadi sahabat petani dalam menyerang hama penyakit.

Karena itu Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan, Dwi Iswari mengatakan, pihaknya kini sedang menggiatkan perbaikan lingkungan dengan penanaman refugia. Untuk itu pemerintah menghimbau petani untuk tidak menyemprot galengan dengan pestisida.

Penanaman refugia telah diterapkan dalam penerapan PHT sekitar 14 ribu hektar (ha) di seluruh Indonesia. Dalam penanaman refugia, menurut Dwi, ada unsur pembelajaran, pengamatan, perbaikan lingkungan, prediksi OPT, dan sebagainya.  
 
Dari hasil pengamatan,  di Yogyakarta    dan sentra pangan di Jawa Tengah, penanaman refugia terbukti membuat tikus tidak berkembang di tempat tersebut.  Misalnya dengan menanam kenikir di galengan/pinggir/pematang  sawah, ternyata baunya membuat tikus pergi. Keuntungan lainnya galengan menjadi bersih karena tikus menyukai tempat yang kotor.

Jenis Tanaman
Bagaimana memilih tanaman untuk refugia? Banyak alternatifnya, tetapi lebih baik adalah tanaman yang berbunga. Refugia tanaman berbunga tidak semuanya dapat digunakan sebagai usaha konservasi musuh alami, terkadang mendatangkan serangga hama yang tidak kita kehendaki.

Tanaman yang berpotensi besar sebagai refugia adalah tanaman bunga matahari, tanaman kenikir dan tanaman bunga kertas (zinnia). Ketiga tanaman ini mempunyai bunga  yang mencolok  dan dan mempunyai  warna yang diminati musuh alami.

Tanaman kacang panjang juga ternyata sangat cocok  digunakan untuk usaha konservasi musuh alami. Tanaman kacang panjang ini bisa diambil manfaat secara langsung (kacang dan lembayung) dan secara tidak langsung (sebagai refugia).

Kelebihan bunga kertas, selalu mekar dan bunganya beraneka warna sehingga banyak dikunjungi serangga dari berbagai jenis kupu-kupu, semut, kumbang, laba-laba  dan  lebah. Kelebihan lain tanaman ini mudah ditanam (cepat tumbuh), bibit mudah diperoleh, regenerasi tanaman tergolong cepat dan kontinyu.

Ada jenis gumla yang dapat digunakan sebagai refugia asteraceae (keluarga aster). Gulma  ini ditata pada jalur khusus Jenis gulma berbunga ini akan  menarik serangga musuh alami, pengaruh gulma terhadap tanaman pokok tidak terlalu berarti, bahkan meningkatkan stabilitas ekologi pertanian.

Selain gulma, tumbuhan liar yang berbunga disekitar lahan pertanian juga berpotensi menjadi refugia, yaitu antara lain jenis S’ynedrella nodiflora, Centella asiatica, Setaria, Borreria repens,  dan Arachis pentoi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menanam tanaman refugia adalah jangan terlalu dekat dengan komoditas utama agar tidak berebut undur hara dan air. Selain itu, penyemprotan hanya saat populasi hama sudah tinggi. Diharapkan agar serangga menguntungkan yang sudah ada di lahan tidak ikut terbunuh saat penyemprotan.

Gambar :
Bunga Kertas (Zinnia)









Bunga Matahari

Bunga Kenikir

asteraceae






Centella asiatica

Setaria














Arachis pentoi

Semoga bermanfaat.

Sumber :
Sinar tani Edisi 12-18 Oktober 2016 No. 3674 Tahun XLVII


Selasa, 15 November 2016

Rest Your Love On Me - By Bee-Gees (Video Panorama Alam Persawahan di Kabupaten Manggarai)




Negeriku Congka Sae hadiah dari Surga...

Aku mencintai alamku yang subur dan indah, 
Kecantikan bumi Congka Sae
membuat aku bangga menjadi orang Manggarai...
dan aku pun mencintai petani-petaniku 
yang sudah menjadi bagian dari hidupku saat ini...

Foto dalam video ini merupakan hasil perjalananku menyusuri persawahan petani-petaniku.
Lagu pilihan yang kusisipkan dalam video ini 
merupakan lagu favoritku...
Rest Your Love On Me (By Bee-Gees).
Seandainya aku dapat mengajakmu bersama... 

Sebuah  kado sederhana kupersembahkan di Hari Ulang Tahun belahan jiwaku...




Jumat, 28 Oktober 2016

Praktek Pemangkasan Tanaman Kopi di Biara Suster Gembala Baik



Tanaman kopi di Manggarai pada umumnya jarang dipangkas.
Dibiarkan tumbuh sampai melebihi batas ideal 1,5 m-1,8 m, sehingga ketika tanaman tersebut terlampau tinggi buah kopi sulit dipanen. Hal ini disebabkan masih rendahnya pengetahuan petani  tentang manfaat pemangkasan tanaman Kopi.

Demikian juga kopi yang berada di areal perkebunan Biara Suster Gembala Baik  yang terletak di Kelurahan Carep, Kec. Langke Rembong, Kab. Manggarai. Banyak tanaman tua yang kurang berproduksi tidak diremajakan dan sebagian besar tanaman yang masih berproduksi memiliki tingggi lebih dari 2 meter juga terdapat banyak cabang liar yang harus dihilangkan.  

Dalam rangka  meningkatkan produksi kopi,   karyawan Biara Suster Gembala Baik bekerja sama dengan  Penyuluh Pertanian  telah  melakukan  praktek pemangkasan kopi di lahan seluas kurang lebih 0,25 ha.  

Manfaat dan fungsi pemangkasan umumnya adalah :
Ø  agar pohon tetap rendah sehingga mudah perawatannya,
Ø  membentuk cabang-cabang produksi yang baru,
Ø  mempermudah masuknya cahaya dan mempermudah pengendalian hama dan penyakit.
Cabang yang kurang produktif dipangkas agar unsur hara yang diberikan dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih produktif.
Pemangkasan juga sangat diperlukan untuk :
Ø  Menyediakan batang dan percabangan yang baik untuk buah kopi fase berikutnya.
Ø  Menjaga keseimbangan antara total luas daun dan tanaman.
Ø  Mencegah kelebihan cabang dan kematian tunas.
Ø  Mengurangi bantalan bunga berlebihan (terutama bantalan bunga yang telah berusia 2-3 kali panen) pada cabang.
Ø  Mempertahankan bentuk pohon yang ideal.

Senin, 01 Agustus 2016

Panen Simbolis Jagung di Desa Satar Ngkeling, Kec. Wae Ri’i, Kab. Manggarai


Pada hari Sabtu, tanggal 30 Juli 2016 telah dilakukan panen simbolis Jagung di Desa Satar Ngkeling, Kec. Wae Ri’i, Kab. Manggarai. Hadir dalam acara tersebut antara lain Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Manggarai, Dandim 1612 Manggarai, Kapolres Manggarai (mewakili), Kepala BP2KP Kab. Manggarai (mewakili), Camat Wae Ri’i (mewakili), para Babinsa sekecamatan Wae Ri’i, Mantri Tani dan para PPL sekecamatan  Wae Ri’i serta tokoh masyarakat dan para pemilik lahan jagung di desa Satar Ngkeling.

Pada acara tersebut dilaporkan oleh kepala BPK Kec. Wae Ri’i, tahun 2016 total luas tanaman Jagung di Kec. Wae Ri’i pada musim tanam I dan musim tanam II seluas 350 ha, terdiri dari program Pajale 265 ha dan swadaya petani 85 ha. Luas lahan yang telah dipanen 288 ha dengan produktivitas 3,5 ton/ha,  produksi 1.008 ton pipilan kering  dan  sisa panen seluas 62 ha.

Juga dalam kesempatan yang sama dilakukan penyerahan traktor oleh Dandim 1612 Manggarai kepada kepala BPK Kec. Wae Ri’i. Traktor tersebut akan digunakan untuk pengolahan lahan di desa Satar Ngkeling juga desa lain dalam wilayah Kec. Wae Ri’i.