Sabtu, 14 Mei 2016

Pembuatan Bokashi di Kelompok GP3A Desa Bangka Jong, Kec. Wae Ri’i


Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan kebutuhan hidup sehat dan   munculnya berbagai penyakit baru telah memicu produksi bahan makanan menggunakan proses alami atau 'back to nature'. Hal ini juga yang menyebabkan  semakin tingginya permintaan sayur  dan buah yang sehat,  tidak menggunakan bahan kimia. Sehingga  banyak  petani sayur dan buah di Indonesia yang  beralih menggunakan metode yang kita sebut pertanian organik.

Menyadari akan semakin tingginya permintaan sayur organik di pasaran menyebabkan kelompok GP3A desa Bangka Jong   Kec. Wae Ri’i  mulai memproduksi pupuk organik Bokashi dari kotoran ternak Sapi. Kegiatan pembuatan bokashi akan rutin dilaksanakan setiap 2 bulan sekali  yang didampingi oleh PPL desa Bangka Jong dan PPL desa Wae Ri’i. Rencana pemanfaatannya  tidak hanya untuk memupuk   tanaman sayur  juga tanaman lain seperti tanaman pangan, perkebunan  dan buah-buahan milik anggota kelompok serta sebagian akan dijual guna  penambahan  modal.

Menurut ketua kelompok bapak Hubertus Jana “kelompok GP3A Desa Bangka Jong memiliki modal yang cukup besar untuk pengembangan sayur organik di masa yang akan datang karena pada tahun 2015 kelompok ini  telah mendapat bantuan ternak Sapi sebanyak 25 ekor yang kotorannya sudah mulai  dimanfaatkan  sebagai bahan baku pembuatan pupuk bokashi,  juga  bantuan    mesin pencacah daun dan rumput sebanyak 1 unit.”

Kelompok GP3A Desa Bangka Jong, Kec. Wae Ri’i beranggotakan petani yang memiliki sawah pada areal irigasi Wae Ri’i-Norang-Coca. Dengan jumlah anggota sebanyak 38 orang berasal dari wilayah desa Bangka Jong dan  desa  Wae Ri’i. 

Penjelasan ttg Bokashi oleh PPL 

Kotoran Ternak Sapi 

Pencacahan daun untuk pembuatan Bokhashi