Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan
kebutuhan hidup sehat dan munculnya berbagai penyakit baru telah memicu
produksi bahan makanan menggunakan proses alami atau 'back to nature'. Hal ini juga
yang menyebabkan semakin tingginya
permintaan sayur dan buah yang sehat, tidak menggunakan bahan kimia. Sehingga banyak petani sayur dan buah di Indonesia yang beralih menggunakan metode yang kita sebut
pertanian organik.
Menyadari
akan semakin tingginya permintaan sayur organik di pasaran menyebabkan kelompok
GP3A desa Bangka Jong Kec. Wae
Ri’i mulai memproduksi pupuk organik
Bokashi dari kotoran ternak Sapi. Kegiatan pembuatan bokashi akan rutin
dilaksanakan setiap 2 bulan sekali yang
didampingi oleh PPL desa Bangka Jong dan PPL desa Wae Ri’i. Rencana pemanfaatannya tidak hanya untuk memupuk tanaman
sayur juga tanaman lain seperti tanaman
pangan, perkebunan dan buah-buahan milik
anggota kelompok serta sebagian akan dijual guna penambahan
modal.
Menurut
ketua kelompok bapak Hubertus Jana “kelompok GP3A Desa Bangka Jong memiliki
modal yang cukup besar untuk pengembangan sayur organik di masa yang akan datang
karena pada tahun 2015 kelompok ini telah
mendapat bantuan ternak Sapi sebanyak 25 ekor yang kotorannya sudah mulai dimanfaatkan sebagai bahan baku pembuatan pupuk bokashi, juga bantuan
mesin pencacah daun dan rumput sebanyak 1 unit.”
Kelompok
GP3A Desa Bangka Jong, Kec. Wae Ri’i beranggotakan petani yang memiliki sawah
pada areal irigasi Wae Ri’i-Norang-Coca. Dengan jumlah anggota sebanyak 38
orang berasal dari wilayah desa Bangka Jong dan desa Wae
Ri’i.
Penjelasan ttg Bokashi oleh PPL |
Kotoran Ternak Sapi |
Pencacahan daun untuk pembuatan Bokhashi |
Tidak ada komentar:
Posting Komentar