Sabtu, 26 November 2016

Refugia, Bukan Sekedar Penghias Sawah

Ilustrasi : Persawahan Wade-Desa Wae Ri'i
Menanam tanaman hias di pekarangan rumah sudah biasa. Tapi kalau menanamnya di pinggir  sawah, maka menjadi “Luar Biasa”. Bahkan kini menjadi cara efektif mencegah musuh alami yang biasanya menyerang tanaman padi.

Pengendalian hama tanaman padi dengan memanfaatkan tanaman hias dikenal dengan sebutan Refugia. Menurut berbagai sumber, refugia merupakan suatu area yang ditumbuhi  beberapa jenis tumbuhan yang dapat menyediakan tempat perlindungan, sumber pakan atau sumberdaya yang lain bagi musuh alami seperti predator dan parasitoid.

Refugia bisa merupakan tanaman bunga-bunga yang ada di galengan atau pinggir sawah. Tanaman hias itulah yang akan menarik serangga, lalu menjadi tempat hidup dan berlindung musuh alami hama tanaman padi (wereng dan penggerek batang). Cara ini telah diuji coba di Vietnam dengan menanam tanaman bunga dan sayur di pematang sawah.

Dengan adanya tanaman hias di pinggir sawah, musuh alami tersebut lebih sehat dan daya hidupnya lebih lama. Saat menyerang OPT (Organisma Pengganggu Tanaman) pun lebih gesit  dibanding tidak ada refugia, karena musuh alami hanya mengkonsumsi pakan dari  pinggir sawah.  Musuh alami tersebut menjadi sahabat petani dalam menyerang hama penyakit.

Karena itu Direktur Perlindungan Tanaman Pangan, Ditjen Tanaman Pangan, Dwi Iswari mengatakan, pihaknya kini sedang menggiatkan perbaikan lingkungan dengan penanaman refugia. Untuk itu pemerintah menghimbau petani untuk tidak menyemprot galengan dengan pestisida.

Penanaman refugia telah diterapkan dalam penerapan PHT sekitar 14 ribu hektar (ha) di seluruh Indonesia. Dalam penanaman refugia, menurut Dwi, ada unsur pembelajaran, pengamatan, perbaikan lingkungan, prediksi OPT, dan sebagainya.  
 
Dari hasil pengamatan,  di Yogyakarta    dan sentra pangan di Jawa Tengah, penanaman refugia terbukti membuat tikus tidak berkembang di tempat tersebut.  Misalnya dengan menanam kenikir di galengan/pinggir/pematang  sawah, ternyata baunya membuat tikus pergi. Keuntungan lainnya galengan menjadi bersih karena tikus menyukai tempat yang kotor.

Jenis Tanaman
Bagaimana memilih tanaman untuk refugia? Banyak alternatifnya, tetapi lebih baik adalah tanaman yang berbunga. Refugia tanaman berbunga tidak semuanya dapat digunakan sebagai usaha konservasi musuh alami, terkadang mendatangkan serangga hama yang tidak kita kehendaki.

Tanaman yang berpotensi besar sebagai refugia adalah tanaman bunga matahari, tanaman kenikir dan tanaman bunga kertas (zinnia). Ketiga tanaman ini mempunyai bunga  yang mencolok  dan dan mempunyai  warna yang diminati musuh alami.

Tanaman kacang panjang juga ternyata sangat cocok  digunakan untuk usaha konservasi musuh alami. Tanaman kacang panjang ini bisa diambil manfaat secara langsung (kacang dan lembayung) dan secara tidak langsung (sebagai refugia).

Kelebihan bunga kertas, selalu mekar dan bunganya beraneka warna sehingga banyak dikunjungi serangga dari berbagai jenis kupu-kupu, semut, kumbang, laba-laba  dan  lebah. Kelebihan lain tanaman ini mudah ditanam (cepat tumbuh), bibit mudah diperoleh, regenerasi tanaman tergolong cepat dan kontinyu.

Ada jenis gumla yang dapat digunakan sebagai refugia asteraceae (keluarga aster). Gulma  ini ditata pada jalur khusus Jenis gulma berbunga ini akan  menarik serangga musuh alami, pengaruh gulma terhadap tanaman pokok tidak terlalu berarti, bahkan meningkatkan stabilitas ekologi pertanian.

Selain gulma, tumbuhan liar yang berbunga disekitar lahan pertanian juga berpotensi menjadi refugia, yaitu antara lain jenis S’ynedrella nodiflora, Centella asiatica, Setaria, Borreria repens,  dan Arachis pentoi.

Hal yang perlu diperhatikan dalam menanam tanaman refugia adalah jangan terlalu dekat dengan komoditas utama agar tidak berebut undur hara dan air. Selain itu, penyemprotan hanya saat populasi hama sudah tinggi. Diharapkan agar serangga menguntungkan yang sudah ada di lahan tidak ikut terbunuh saat penyemprotan.

Gambar :
Bunga Kertas (Zinnia)









Bunga Matahari

Bunga Kenikir

asteraceae






Centella asiatica

Setaria














Arachis pentoi

Semoga bermanfaat.

Sumber :
Sinar tani Edisi 12-18 Oktober 2016 No. 3674 Tahun XLVII


Selasa, 15 November 2016

Rest Your Love On Me - By Bee-Gees (Video Panorama Alam Persawahan di Kabupaten Manggarai)




Negeriku Congka Sae hadiah dari Surga...

Aku mencintai alamku yang subur dan indah, 
Kecantikan bumi Congka Sae
membuat aku bangga menjadi orang Manggarai...
dan aku pun mencintai petani-petaniku 
yang sudah menjadi bagian dari hidupku saat ini...

Foto dalam video ini merupakan hasil perjalananku menyusuri persawahan petani-petaniku.
Lagu pilihan yang kusisipkan dalam video ini 
merupakan lagu favoritku...
Rest Your Love On Me (By Bee-Gees).
Seandainya aku dapat mengajakmu bersama... 

Sebuah  kado sederhana kupersembahkan di Hari Ulang Tahun belahan jiwaku...




Jumat, 28 Oktober 2016

Praktek Pemangkasan Tanaman Kopi di Biara Suster Gembala Baik



Tanaman kopi di Manggarai pada umumnya jarang dipangkas.
Dibiarkan tumbuh sampai melebihi batas ideal 1,5 m-1,8 m, sehingga ketika tanaman tersebut terlampau tinggi buah kopi sulit dipanen. Hal ini disebabkan masih rendahnya pengetahuan petani  tentang manfaat pemangkasan tanaman Kopi.

Demikian juga kopi yang berada di areal perkebunan Biara Suster Gembala Baik  yang terletak di Kelurahan Carep, Kec. Langke Rembong, Kab. Manggarai. Banyak tanaman tua yang kurang berproduksi tidak diremajakan dan sebagian besar tanaman yang masih berproduksi memiliki tingggi lebih dari 2 meter juga terdapat banyak cabang liar yang harus dihilangkan.  

Dalam rangka  meningkatkan produksi kopi,   karyawan Biara Suster Gembala Baik bekerja sama dengan  Penyuluh Pertanian  telah  melakukan  praktek pemangkasan kopi di lahan seluas kurang lebih 0,25 ha.  

Manfaat dan fungsi pemangkasan umumnya adalah :
Ø  agar pohon tetap rendah sehingga mudah perawatannya,
Ø  membentuk cabang-cabang produksi yang baru,
Ø  mempermudah masuknya cahaya dan mempermudah pengendalian hama dan penyakit.
Cabang yang kurang produktif dipangkas agar unsur hara yang diberikan dapat tersalur kepada batang-batang yang lebih produktif.
Pemangkasan juga sangat diperlukan untuk :
Ø  Menyediakan batang dan percabangan yang baik untuk buah kopi fase berikutnya.
Ø  Menjaga keseimbangan antara total luas daun dan tanaman.
Ø  Mencegah kelebihan cabang dan kematian tunas.
Ø  Mengurangi bantalan bunga berlebihan (terutama bantalan bunga yang telah berusia 2-3 kali panen) pada cabang.
Ø  Mempertahankan bentuk pohon yang ideal.

Senin, 01 Agustus 2016

Panen Simbolis Jagung di Desa Satar Ngkeling, Kec. Wae Ri’i, Kab. Manggarai


Pada hari Sabtu, tanggal 30 Juli 2016 telah dilakukan panen simbolis Jagung di Desa Satar Ngkeling, Kec. Wae Ri’i, Kab. Manggarai. Hadir dalam acara tersebut antara lain Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kab. Manggarai, Dandim 1612 Manggarai, Kapolres Manggarai (mewakili), Kepala BP2KP Kab. Manggarai (mewakili), Camat Wae Ri’i (mewakili), para Babinsa sekecamatan Wae Ri’i, Mantri Tani dan para PPL sekecamatan  Wae Ri’i serta tokoh masyarakat dan para pemilik lahan jagung di desa Satar Ngkeling.

Pada acara tersebut dilaporkan oleh kepala BPK Kec. Wae Ri’i, tahun 2016 total luas tanaman Jagung di Kec. Wae Ri’i pada musim tanam I dan musim tanam II seluas 350 ha, terdiri dari program Pajale 265 ha dan swadaya petani 85 ha. Luas lahan yang telah dipanen 288 ha dengan produktivitas 3,5 ton/ha,  produksi 1.008 ton pipilan kering  dan  sisa panen seluas 62 ha.

Juga dalam kesempatan yang sama dilakukan penyerahan traktor oleh Dandim 1612 Manggarai kepada kepala BPK Kec. Wae Ri’i. Traktor tersebut akan digunakan untuk pengolahan lahan di desa Satar Ngkeling juga desa lain dalam wilayah Kec. Wae Ri’i.  

Sabtu, 02 Juli 2016

Bantuan Mesin Pengupas Kopi Basah di Kelompok Tani Tunas Harapan Desa Wae Ri'i, Kec. Wae Ri'i, Kab. Manggarai


Pada hari Sabtu tanggal 18 Juni 2016 Kelompok Tani Tunas Harapan Desa Wae Ri'i, Kec. Wae Ri'i, Kab. Manggarai menerima bantuan  mesin pengupas kopi basah (mesin pulper kopi) berkapasitas 200 kg/jam dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Manggarai,  sumber dana APBD II  Tahun 2016. Selain Desa Wae Ri'i, ada 4 (empat) desa lain  juga menerima bantuan yang sama antara lain Kel. Carep - Kec. Langke Rembong, Desa Urang dan Desa Bangka Lelak - Kec. Lelak serta Desa Pong Leko - Kec. Ruteng.

Sebelum dilakukan serah terima terlebih dahulu ketua kelompok bersama 2 (dua) orang teknisi kelompok dibekali pelatihan cara penggunaan dan perawatan mesin oleh Tim dari Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kab. Manggarai. 

Mesin tersebut akan digunakan oleh anggota kelompok tani Tunas Harapan sebanyak 30 orang juga petani lain yang memiliki lahan kopi namun belum tergabung dalam kelompok tani.


Bantuan mesin pengupas kopi basah diberikan ke desa wae Ri'i karena para petani kekurangan alat pengolah kopi   sementara wilayah tersebut  memiliki lahan kopi arabika dan kopi  robusta  yang cukup luas yaitu kurang lebih 50 ha. 

Sabtu, 14 Mei 2016

Pembuatan Bokashi di Kelompok GP3A Desa Bangka Jong, Kec. Wae Ri’i


Dengan semakin tingginya kesadaran masyarakat akan kebutuhan hidup sehat dan   munculnya berbagai penyakit baru telah memicu produksi bahan makanan menggunakan proses alami atau 'back to nature'. Hal ini juga yang menyebabkan  semakin tingginya permintaan sayur  dan buah yang sehat,  tidak menggunakan bahan kimia. Sehingga  banyak  petani sayur dan buah di Indonesia yang  beralih menggunakan metode yang kita sebut pertanian organik.

Menyadari akan semakin tingginya permintaan sayur organik di pasaran menyebabkan kelompok GP3A desa Bangka Jong   Kec. Wae Ri’i  mulai memproduksi pupuk organik Bokashi dari kotoran ternak Sapi. Kegiatan pembuatan bokashi akan rutin dilaksanakan setiap 2 bulan sekali  yang didampingi oleh PPL desa Bangka Jong dan PPL desa Wae Ri’i. Rencana pemanfaatannya  tidak hanya untuk memupuk   tanaman sayur  juga tanaman lain seperti tanaman pangan, perkebunan  dan buah-buahan milik anggota kelompok serta sebagian akan dijual guna  penambahan  modal.

Menurut ketua kelompok bapak Hubertus Jana “kelompok GP3A Desa Bangka Jong memiliki modal yang cukup besar untuk pengembangan sayur organik di masa yang akan datang karena pada tahun 2015 kelompok ini  telah mendapat bantuan ternak Sapi sebanyak 25 ekor yang kotorannya sudah mulai  dimanfaatkan  sebagai bahan baku pembuatan pupuk bokashi,  juga  bantuan    mesin pencacah daun dan rumput sebanyak 1 unit.”

Kelompok GP3A Desa Bangka Jong, Kec. Wae Ri’i beranggotakan petani yang memiliki sawah pada areal irigasi Wae Ri’i-Norang-Coca. Dengan jumlah anggota sebanyak 38 orang berasal dari wilayah desa Bangka Jong dan  desa  Wae Ri’i. 

Penjelasan ttg Bokashi oleh PPL 

Kotoran Ternak Sapi 

Pencacahan daun untuk pembuatan Bokhashi


Selasa, 01 Maret 2016

Gerakan Tanam Padi Serentak di Kec. Wae Ri’i, Kab. Manggarai




Pencanangan gerakan tanam padi  serentak   Tahun 2016 di  wilayah Kecamatan Wae Ri’i dipusatkan  di  desa Bangka Jong, Kecamatan  Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai pada hari Kamis, tanggal 11 Pebruari 2016 .  

Kegiatan  ini dihadiri  oleh  Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Manggarai, Dandim 1612/Manggarai,  Babinsa, Mantri Tani,  PPL , aparat kecamatan dan desa, pengurus  kelompok tani,   serta para petani pemilik lahan. Gerakan penanaman serentak  tersebut dipimpin oleh Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Manggarai  dan Dandim 1612/Manggarai. Jenis padi yang ditanam adalah  Inpari 6,  menggunakan sistem tanam  jajar legowo 4:1.

Lokasi pencanangan   mencakup 6 (enam) lingko  antara lain  lingko Pong Poti, Puar Labang, Norang Wade, Lekos, Nuwung dan Rencong,  dengan luas lahan   25  Ha.  Para pemilik lahan tergabung dalam 2 kelompok tani yaitu kelompok tani Sumber Hidup yang diketuai oleh Bapak Antonius Mpamar dengan jumlah anggota sebanyak 121 orang dan kelompok tani  Lembu Nai yang diketuai oleh Bapak Bonevasius Gorak dengan jumlah anggota sebanyak 90 orang.

Gerakan tanam serentak ini dilaksanakan dengan tujuan mempermudah pemberantasan hama dan mengurangi resiko kehilangan hasil yang disebabkan oleh serangan Organisme Pengganggu Tanaman (OPT), sehingga diharapkan akan meningkatkan hasil produksi padi.


Selasa, 23 Februari 2016

Contoh Proposal Bantuan Cultivator



PROPOSAL
KELOMPOK TANI “GOLO RI’I”
DESA WAE RI’I  KECAMATAN  WAE RI’I
KABUPATEN  MANGGARAI
Alamat : Desa Wae Ri’i, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai

Nomor             : 01/KT-GR/MGR/II/2016          Ruteng, 24 Pebruari    2016
Lampiran         : 1 (satu) berkas
Perihal             : Proposal Mesin Pertanian Cultivator

Kepada Yth.
Bupati Manggarai
  Cq. Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura
        Kabupaten  Manggarai
di –
                      R u t e n g

Dengan hormat,
Bersama ini kami sampaikan kepada Bapak  proposal Mesin Pertanian Cultivator   dari Kelompok Tani Golo Ri’i, Desa Wae Ri’i, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai dalam rangka mendukung usaha pengolahan lahan pertanian untuk pengembangan komoditi  hortikultura dan komoditi pertanian lainnya.

Kami sangat berharap agar Bapak Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura   Kabupaten Manggarai  memberikan perhatian pada  usaha kami melalui bantuan alat Cultivator yang saat ini kami butuhkan.

Demikian usulan kami ini, atas perhatian bapak terdahulunya kami ucapkan terima kasih.


Hormat kami
Kelompok Tani
“Golo Ri’i”
Ketua Kelompok,




...........................









Mengetahui
Kepala Desa Wae Ri’i,



.......................

Penyuluh
Desa Wae Ri’i



............................





A.  LATAR BELAKANG
      Penggunaan alat dan mesin pertanian sudah sejak lama dilakukan  dan perkembangannya  mengikuti perkembangan kebudayaan manusi. Pada awalnya alat dan msin pertanian masih sederhana dan terbuat dari batu atau kayu kemudin berkembang menjadi bahan logam. Susunan alat ini mula-mula sederhana, kemudian sampai ditemukannya alat  mesin pertanian yang kompleks. Dengan dikembangkannya pemanfaatan sumber daya alam dengan motor secara langsung mempengaruhi perkembangan dari alat mensin pertanian.
            
        Sesuai dengan defenisi dari mekanisasi pertanian (agriculture mechanization), maka penggunaan alat mekanisasi pertanian adalah untuk meningkatkan daya kerja manusia dalam proses produksi pertanian dan dalam setiap tahapan dari proses produksi tersebut selalu memerlukan alat mesin pertanian.

     Langka dan mahalnya tenaga kerja di sektor pertanian menjadi masalah yang umum bagi para petani, kondisi ini  menjadi salah satu penyebab kurang optimalnya usaha tani yang dijalani. Hal ini dialami juga oleh Kelompok Tani Goli Ri’i di Desa Wae Ri’i, Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai dalam mengembangkan usaha budidaya hortikultura. Salah satu upaya untuk memecahkan masalah tersebut  dengan menggunakan  alat mesin pertanian, dalam hal ini adalah penggunaan alat Cultivator yang merupakan alat penyiangan rumput sekaligus sebagai alat penggembur tanah pada lahan kering, yang tentunya sangat tepat dan cocok untuk digunakan di lahan hortikultura yang saat ini digarap para petani.

     Penggunaan Cultivator ini tidak banyak berbeda dengan peralatan pengolah tanah lainnya. Penyiangan dengan peralatan mekanis ini bertujuan; memberantas tanaman pengganggu, memperbaiki aerasi tanah, mempertahankan kadar lengas tanah, memacu kerja mikroorganisme lebih aktif, mengmbangkan penyediaan unsur hara dalam tanah, menggemburkan tanah agar penetrasi akar tanaman pokok lebih mudah.


B.  GAMBARAN KELOMPOK TANI
Kelompok Tani Golo Ri’i    telah dibentuk sejak tahun 2008,  masuk dalam  kategori kelas kemampuan kelompok Lanjut yang dikukuhkan pada tahun 2015.  Jumlah anggota kelompok sebanyak  30 orang yang semuanya berdomisili di Desa Wae Ri’i  Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai. Telah mengembangkan berbagai macam komoditi pertanian seperti tanaman pangan (padi dan jagung), tanaman hortikultura (cabe, tomat, brokoli, sawi putih, selada darat, boncis, Kacang Panjang dll) serta  tanaman perkebunan (Kopi dan Cengkeh). Kelompok tani Golo Ri’i belum memiliki  mesin pertanian yang dapat membantu  pengolahan tanah di lahan pertaniannya.  

C. MAKSUD DAN TUJUAN
  1.  Mempertinggi efisiensi tenaga manusia
  2. Meningkatkan derajad dan taraf hidup petani
  3. Menjamin kenaikan kuntitas dan kualitas serta kapasitas produksi pertanian
  4. Memungkinkan pertumbuhan tipe usaha tani yaitu dari tipe pertanian untuk kebutuhan keluarga menjadi tipe pertanian komersil.

D.   DASAR PELAKSANAAN
Dasar Pelaksanaan Kegiatan ini adalah :
1. Program Pemerintah Kabupaten Manggarai  melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
2.    Program Kerja Pemerintah Kecamatan Wae Ri’i
3.    Program Kerja Pemerintah Desa Wae Ri’i

E.     KEBUTUHAN USAHA PENGOLAHAN LAHAN HORTIKULTURA
       Dalam rangka pengembangan berbagai macam tanaman tanaman hortikultura Kelompok Tani   Golo Ri’i   Desa Wae Ri’i,  Kec. Wae Ri’i, membutuhkan   alat mesin pertanian Cultivator sebanyak : 2 Unit.

F.     STRUKTUR KELOMPOK TANI
(Terlampir)

G.    PENUTUP
           Demikian proposal ini kami buat untuk mendapat perhatian Bapak Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura  Kabupaten Manggarai sebagai bentuk dukungan bagi kami dalam mengembangkan usaha komoditi hortikultura    di desa Wae Ri’i.

  Atas perhatian dan bantuan Bapak kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami
Kelompok Tani
“Golo Ri’i”
Ketua Kelompok,




...........................









Mengetahui
Kepala Desa Wae Ri’i,



.......................

Penyuluh
Desa Wae Ri’i



............................



Senin, 22 Februari 2016

CONTOH PROPOSAL BUDIDAYA BROKOLI



A.  LATAR BELAKANG
Brokoli adalah salah satu sayuran yang saat ini  sangat populer bagi masyarakat di Indonesia. Masuk pertama kali di Indonesia pada tahun 1970, tanaman brokoli tidak membutuhkan waktu lama untuk memperoleh banyak konsumen. Hal ini disebabkan oleh rasa dari sayuran ini yang sangat enak dan sangat cocok untuk digunakan sebagai salah satu bahan masakan sayuran, terlebih lagi brokoli diketahui memiliki kandungan nutrisi yang sangat baik bagi tubuh.

Beberapa khasiat sayur brokoli bagi tubuh yakni dapat meningkatkan produksi protein di dalam tubuh. Kemudian kandungan nutrisi yang terdapat di dalam brokoli juga dapat membantu melindungi jantung kita dari sel-sel yang bersifat merusak. Selain itu, konsumsi brokoli secara rutin juga dapat menurunkan resiko timbulnya kanker, serangan jantung, stroke, anemia, dan juga penyakit katarak.

Brokoli pada umumnya ditanam di daerah yang berhawa sejuk, di dataran tinggi 1000–2000 m dpl dan bertipe iklim basah. Brokoli akan mencapai pertumbuhan optimum pada tanah yang banyak mengandung humus, gembur, porus, dengan pH tanah antara 6–7. Waktu tanam yang baik adalah pada awal musim hujan atau awal musim kemarau. Namun demikian brokoli dapat ditanam sepanjang tahun dengan pemeliharaan lebih intensif.

Desa Wae Rii merupakan salah satu desa di Kecamatan Wae Ri’i terletak di dataran tingggi 1.100 – 1.300 dpl,  memiliki lahan yang subur dan cocok  untuk pengembangan tanaman Brokli.

B.  GAMBARAN KELOMPOK TANI
   Kelompok Wanita Tani   Perintis    telah dibentuk sejak tahun 2012.  Jumlah anggota kelompok sebanyak  30 orang yang semuanya berdomisili di Desa Wae Ri’i  Kecamatan Wae Ri’i, Kabupaten Manggarai. Memiliki lahan untuk pengembangan Brokoli seluas 1 Ha.


C. MAKSUD DAN TUJUAN
1.      Terpenuhinya kebutuhan gizi bagi keluarga.
2.      Memenuhi permintaan pasar.
3.      Meningkatkan kesempatan kerja / kesempatan berusaha
4.      Meningkatkan pendapatan masyarakat khususnya petani sayur.

D.   DASAR PELAKSANAAN
Dasar Pelaksanaan Kegiatan ini adalah :
1. Program Pemerintah Kabupaten Manggarai  melalui Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura
2.    Program Kerja Pemerintah Kecamatan Wae Ri’i
3.    Program Kerja Pemerintah Desa Wae Ri’i

E.     KEBUTUHAN USAHA BUDIDAYA BROKOLI
Dalam rangka pengembangan usaha budidaya Brokoli Kelompok Wanita Tani   Perintis   Desa Wae Ri’i Kec. Wae Ri’i, membutuhkan  benih dan saprodi sebagai berikut :
1.    Benih Brokoli                : 1 Paket                               
2.    Pupuk Bokashi             :  2 Ton                                            
3.    Pestisida                      :  1 Paket

F.  STRUKTUR KELOMPOK TANI
(Terlampir)


G. PENUTUP
Demikian proposal ini kami buat untuk mendapat perhatian Bapak Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura  Kabupaten Manggarai sebagai bentuk dukungan bagi kami dalam mengembangkan Budidaya Brokoli  di desa Wae Ri’i.

Atas perhatian dan bantuan Bapak kami ucapkan terima kasih.

Hormat kami

Kelompok Wanita Tani
“Perintis”
Ketua Kelompok,




............................









Mengetahui
Kepala Desa Wae Ri’i,



..................................

Penyuluh
Desa Wae Ri’i



................................