Rabu, 24 Juni 2015

Hama dan Penyakit Tanaman Padi



Berbagai jenis hama dan penyakit yang menyebabkan  kerusakan tanaman padi, gejala dan pengendaliannya sebagai berikut :


Wereng Coklat (Nilaparvata lugens)


  • Gejala : Terdapatnya imago wereng coklat pada tanaman dan menghisap cairan tanaman pada pangkal batang, kemudian tanaman menjadi menguning dan mengering.
  • Pengendalian: (1) Bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) Penyemprotan Beauveria bassiana;  (3) menggunakan insektisida sistemik Winder 100EC (0,25-0,5 ml/L), Winder 25WP (0,125-0,5 g/L), WinGran 0,5GR ditaburkan merata.

Wereng Hijau (Nephotettix virescens)


  • Gejala : Tanaman kerdil, anakan berkurang, daun berubah menjadi kuning sampai kuning oranye.
  • Pengendalian: (1) Bertanam padi serempak, menggunakan varitas tahan wereng seperti IR 36, IR 48, IR- 64, Cimanuk, Progo dsb, membersihkan lingkungan, melepas musuh alami seperti laba-laba, kepinding dan kumbang lebah; (2) Penyemprotan Beauveria bassiana; (3) menggunakan insektisida sistemik Winder 100EC (0,25-0,5 ml/L), Winder 25WP (0,125-0,5 g/L), WinGran 0,5GR ditaburkan merata.

Penggerek Batang
Penggerek batang padi terdiri atas: penggerek batang padi putih (Tryporhyza innotata), kuning (T. incertulas), bergaris (Chilo supressalis) dan merah jambu (Sesamia inferens). 

  •  Gejala: Menyerang batang dan pelepah daun, pucuk tanaman layu, kering berwarna kemerahan dan mudah dicabut, daun mengering dan seluruh batang kering. Kerusakan pada tanaman muda disebut hama “sundep” dan pada tanaman bunting (pengisian biji) disebut “beluk”. 
  • Pengendalian: (1) Menggunakan varitas tahan, meningkatkan kebersihan lingkungan, menggenangi sawah selama 15 hari setelah panen agar kepompong mati, membakar jerami; (2) menggunakan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair. (3) Menggunakan insektisida WinGran 0,5GR (8-12 kg/hektar) dengan ditaburkan dicampur pupuk saat pemupukan pertama/dasar, penyemprotan dengan Matrix 200EC (2 ml/L) dan Trisula 450SL (0,5-1,5 ml/L) secara bergantian sejak tanaman padi berumur 2 minggu setelah tanam sampai malai padi keluar semua dengan interval 7-10 hari.

Thrips (Thrips oryzae).

  • Gejala: Daun menggulung dan berwarna kuning sampai kemerahan, pertumbuhan bibit terhambat, pada tanaman dewasa gabah tidak berisi. 
  • Pengendalian: Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.

Walang sangit (Leptocoriza acuta).

  • Gejala: Menyerang buah padi yang masak susu, buah hampa atau berkualitas rendah seperti berkerut, berwarna coklat dan tidak enak; pada daun terdapat bercak bekas isapan dan bulir padi berbintik-bintik hitam. 
  • Pengendalian: (1) Bertanam serempak, peningkatan kebersihan, mengumpulkan dan memusnahkan telur, melepas musuh alami seperti jangkrik, laba-laba; (2) Penyemprotan Beauveria bassiana atau Pestisida Organik Cair; (3) Pengendalian dianjurkan dilakukan pada saat gabah masak susu pada umur 70-80 hari setelah tanam dengan disemprot insektisida Greta 500EC (1-2 ml/L).

Hama Ganjur (Pachydiplosis oryzae)

  • Gejala: Daun padi akan menggulung seperti daun bawang, sehingga tanaman yang terserang tidak dapat menghasilkan malai.
  • Pengendalian: (1) Dengan melakukan pembersihan sekitar lahan penanaman dari rumput dan padi liar yang dapat menjadi tempat persembunyian atau inang alternatif. Melakukan penanaman padi serempak dengan menggunakan varietas yang tahan; (2) Pengendalian dianjurkan menggunakan insektisida berbahan aktif Karbosulfan seperti Matrix 200EC (2 ml/L) yang bekerja secara sistemik.

Ulat Grayak (Armyworm)

  • Gejala:  Daun hanya tinggal  tulang daun dan batang akibat dimakan ulat.
  •  Pengendalian: Menyemprot dengan Matrix 200EC dengan konsentrasi 1-2 mililiter per liter bergantian dengan Promectin 18EC dengan konsentrasi 0,5-1 mililiter per liter.

 Hama Putih Palsu (Chanaphalocrosis medinalis)

  •  Gejala:  Larva akan memakan jaringan hijau daun dari dalam lipatan daun meninggalkan permukaan bawah daun yang berwarna putih.
  • Pengendalian: (1) Tidak diperkenankan menyemprot insektisida sebelum tanaman berumur 30 hst atau 40 hari setelah sebar benih. Tanaman padi yang terserang pada fase ini, dapat pulih apabila air dan pupuk dikelola dengan baik.  Atau dengan mencegah penggenangan lahan secara terus menerus dan mengeringkan sawah selama beberapa hari untuk membunuh larvanya; (2) Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan menaburkan Ventura 5GR bersamaan pemupukan dasar dengan dosis 5-10 kg/hektar. Untuk pengendaliannya dianjurkan menyemprot dengan Matrix 200EC dengan konsentrasi 1-2 mililiter per liter bergantian dengan Promectin 18EC dengan konsentrasi 0,5-1 mililiter per liter.

Hama Putih (Nymphula depunctalis)

  • Gejala:  Hama akan memakan jaringan permukaan bawah daun sehingga tampak garis-garis memanjang berwarna putih. Kerusakan pada daun yang khas yaitu daun terpotong seperti digunting. Daun yang terpotong tersebut dibuat menyerupai tabung yang digunakan larva untuk membungkus dirinya (terbungkus dengan benang-benang sutranya).
  • Pengendalian: Tindakan pencegahan dapat pula dilakukan dengan menaburkan Ventura 5GR bersamaan pemupukan dasar dengan dosis 5-10 kg/hektar. Untuk pengendaliannya dianjurkan menyemprot dengan Matrix 200EC dengan konsentrasi 1-2 mililiter per liter bergantian dengan Promectin 18EC dengan konsentrasi 0,5-1 mililiter per liter.

Kepik hijau (Nezara viridula). 

  • Gejala: Polong dan biji menjadi mengempis, polong gugur, biji menjadi busuk, hingga berwarna hitam. Kulit biji menjadi keriput dan adanya bercak coklat pada kulit biji.
  • Pengendalian: Mengumpulkan dan memusnahkan telur-telurnya, penyemprotan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair. 

Keong Mas (Pomacea canaliculata)

  •  Gejala: Memarut jaringan tanaman dan memakannya, menyebabkan adanya bibit yang hilang per tanaman. 
  •  Pengendalian: (1) Waktu kritis untuk mengendalikan serangan keong mas adalah pada saat 10 hst atau 21 hari setelah sebar benih (benih basah); (2) Jika petani petani menanam dengan sistem tanam pindah maka pada 15 hari setelah tanam pindah, perlu dikeringkan kemudian digenangi lagi secara bergantian (flash flood = intermitten irrigation). Bila petani menanam dengan sistem tabela (tanam benih secara langsung), selama 21 hari setelah sebar benih sawah perlu dikeringkan kemudian digenangi secara bergantian; (3) Bila di sawah diketahui terdapat telur berwarna merah muda dan keong mas dengan berbagai ukuran serta warna, perlu dilakukan pengaturan air, keong mas menyenangi tempat-tempat yang digenangi air; (4) Bila diperlukan, aplikasi pestisida berbahan aktif niclos amida dan moluska botani dapat dilakukan di sawah yang tergenang, di caren atau cekungan-cekungan yang ada airnya tempat keong mas berkumpul.


Hama tikus (Rattus argentiventer).  

  • Gejala: Menyerang batang muda (1-2 bulan) dan buah, adanya tanaman padi yang roboh pada petak sawah dan pada serangan hebat ditengah petak tidak ada tanaman. 
  • Pengendalian: Pergiliran tanaman, tanam serempak, sanitasi, gropyokan, melepas musuh alami seperti ular dan burung hantu, penggunaan Aromatic.

Burung.

  • gejala: Menyerang menjelang panen, tangkai buah patah, biji berserakan. 
  • Pengendalian: Mengusir dengan bunyi-bunyian atau orang-orangan.


Penyakit Bercak daun coklat. Penyebab: jamur Helmintosporium oryzae

  • Gejala: Menyerang pelepah, malai, buah yang baru tumbuh dan bibit yang baru berkecambah. Biji berbercak-bercak coklat tetapi tetap berisi, padi dewasa busuk kering, biji kecambah busuk dan kecambah mati. 
  • Pengendalian:  Merendam benih di air hangat + POC Khusus, pemupukan berimbang, tanam padi tahan penyakit ini.

Penyakit Blast. Penyebab: jamur Pyricularia oryzae

  • Gejala: Menyerang daun, buku pada malai dan ujung tangkai malai. Daun, gelang buku, tangkai malai dan cabang di dekat pangkal malai membusuk. Pemasakan makanan terhambat dan butiran padi menjadi hampa. 
  • Pengendalian: (1) Membakar sisa jerami, menggenangi sawah, menanam varitas unggul Sentani, Cimandiri IR-48, IR-36, pemberian pupuk N di saat pertengahan fase vegetatif dan fase pembentukan bulir; (2) Pemberian Gliocladium virens dan Corynebacterium di awal tanam.

Busuk pelepah daun. Penyebab: jamur Rhizoctonia sp.

  • Gejala: Menyerang daun dan pelepah daun pada tanaman yang telah membentuk anakan. Menyebabkan jumlah dan mutu gabah menurun. 
  • Pengendalian: (1) Menanam padi tahan penyakit (2) Pemberian Gliocladium virens pada saat pembentukan anakan.



Penyakit kresek/hawar daun. Penyebab: bakteri Xanthomonas campestris pv oryzae)

  • Gejala: Menyerang daun dan titik tumbuh. Terdapat garis-garis di antara tulang daun, garis melepuh dan berisi cairan kehitam-hitaman, daun mengering dan mati. 
  • Pengendalian: (1) Menanam varitas tahan penyakit seperti IR 36, IR 46, Cisadane, Cipunegara, menghindari luka mekanis, sanitasi lingkungan; (2) Pengendalian diawal dengan Gliocladium virens.

Penyakit kerdil. Penyebab: virus ditularkan oleh wereng coklat Nilaparvata lugens

  • Gejala: Menyerang semua bagian tanaman, daun menjadi pendek, sempit, berwarna hijau kekuning-kuningan, batang pendek, buku-buku pendek, anakan banyak tetapi kecil. 
  • Pengendalian: Sulit dilakukan, usaha pencegahan dengan memusnahkan tanaman yang terserang ada mengendalikan vector dengan Beauveria bassiana atau Pestisida organik cair.

Penyakit tungro. Penyebab: virus yang ditularkan oleh wereng hijau Nephotettix
impicticeps.
  • Gejala: Menyerang semua bagian tanaman, pertumbuhan tanaman kurang sempurna, daun kuning hingga kecoklatan, jumlah tunas berkurang, pembungaan tertunda, malai kecil dan tidak berisi.
Pengendalian: Menanam padi tahan wereng seperti Kelara, IR 52, IR 36, IR 48, IR 54, IR 46, IR 42 dan mengendalikan vektor virus dengan Beauveria bassiana.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar