1. Persyaratan Tumbuh
Iklim
Kubis bunga
merupakan tanaman sayuran yang berasal dari daerah sub tropis. Di tempat itu
kisaran temperatur untuk pertumbuhan kubis bunga yaitu minimum 15.5-18 °C dan
maksimum 24 °C.
Di Indonesia, sebenarnya kubis bunga hanya cocok
dibudidayakan di daerah pegunungan berudara sejuk sampai dingin pada ketinggian
1.000-2.000 m dpl. Dengan diciptakannya kultivar baru yang lebih tahan
terhadap temperatur tinggi, budidaya tanamankubis bunga juga dapat dilakukan di
dataran rendah (0-200 m dpl) dan menengah (200-700 m dpl). Di dataran rendah,
temperatur malam yang terlalu rendah menyebabkan terjadinya sedikit penundaan
dalam pembentukan bunga dan umur panen yang lebih panjang.
Media
Tanam
Tanah
lempung berpasir lebih baik untuk budidaya kubis bunga dari pada tanah berliat.
Tetapi tanaman ini toleran pada tanah berpasir atau liat berpasir.
Kemasaman tanah yang baik antara 5,5-6,5 dengan
pengairan dan drainase yang memadai.
Tanah harus subur, gembur dan mengandung banyak bahan
organik. Tanah tidak boleh kekurangan magnesium (Mg), molibdenum (Mo) dan Boron
(Bo) kacuali jika ketiga unsur hara mikro tersebut ditambahkan dari
pupuk.
2. Penyemaian
Benih
Penyiapan
benih adalah sebagai berikut:
- Sterilisasi benih, dengan merendam benih dalam larutan fungisida dengan dosis yang dianjurkan atau dengan merendam benih dalam air panas 55 °C selama 5-30 menit.
- Penyeleksian benih, dengan merendam biji dalam air, dimana benih yang baik akan tenggelam.
- Rendam benih selama ± 12 jam atau sampai benih terlihat pecah agar benih cepat berkecambah.
Penyemaian
tanaman kembang kol dilakukan di dalam bumbung yang terbuat dari daun pisang
atau kertas plastik dengan diameter 4-5 cm dan tingginya 5 cm atau dapat pula
dalam polybag dengan ukuran 7×10 cm. Media yang digunakan yaitu campuran tanah
halus dan pupuk kandang dengan perbandingan 2:1. Media yang digunakan harus
disterilkan terlebih dahulu dengan cara mengukus media semai pada suhu 55-100˚C
selama 30-60 menit kemudian ditutup dengan plastik selama 24 jam kemudian
diangin-anginkan.
Tindakan
pemeliharaan yang dilakukan selama persemaian tanaman kembang kol antara lain :
- Penyiraman dua kali sehari,
- Penyiangan dilakukan dengan mencabut gulma disekitar tanaman
- Pemupukan larutan urea dengan konsentrasi 0,5 gr per liter dan penyemprotan
3. Persiapan Lahan
Pembuatan
Bedengan.
Lahan
dibersihkan dari tanaman liar dan sisa-sisa akar kemudian dicangkul sedalam
40-50 cm, lalu dibuat bedengan selebar 80-100 cm dengan tinggi 35 cm. Jarak
antar bedeng 40 cm . Pada lahan miring perlu dibuat parit diantara bedengan.
Pengapuran.
Dilakukan
jika pH tanah lebih rendah dari 5,5. Pengapuran dilakukan dengan dosis antara
1-2 ton/ha dalam bentuk kalsit atau dolomit. Kapur dicampurkan dalam tanah pada
saat pembuatan bedengan.
Pemupukan.
Dilakukan
pada saat pembuatan bedengan berlangsung dengan dosis pupuk kandang berkisar
antara 12,5-17,5 ton/ha selain itu diberikan pula pupuk dasar berupa ZA, Urea,
SP-36 dan KCl dengan dosis masing-masing 250 kg yang disebar rata dan dicampur
dengan tanah di bedengan.
4. Penanaman
Jarak tanam tanaman kembang kol adalah 50×50 cm untuk kultivar dengan tajuk yang melebar dan 45×65 cm untuk kultivar dengan tajuk tegak. Waktu tanam dilakukan pada pagi atau sore hari. Bibit yang ditanam yaitu yang telah memiliki 3-4 helai daun atau kira-kira berumur 1 bulan. Satu lubang tanam diisi dengan satu bibit. Sebaiknya pemindahan bibit dilakukan dengan hati-hati jangan sampai akar atau daunnya rusak.
5. Pemeliharaan
Penyulaman
Kegiatan
Penggantian tanaman diutamakan pada tanaman kembang kol yang rusak ( tidak
sehat ) atau yang sudah mati, penyulaman dilakukan sampai tanaman berumur 2
MST.
Penyiangan
Dilakukan 7,
20, 30-35 HST dengan hati-hati agar tidak merusak akar tanaman. Pada akhir fase
vegetative kegiatan penyiangan tanaman distop dahulu.
Perempelan
Perempelan
tunas yang keluar dari cabang dilaksanakan sedini mungkin agar ukuran dan
kualitas massa bunga yang terbentuk optimal. Segera setelah terbentuk massa
bunga, daun-daun tua diikat agar massa bunga ternaungi dari cahaya matahari.
Penaungan ini berfungsi mempertahankan warna bunga supaya tetap putih.
Pemupukan
Selama masa
pertumbuhan, tanaman diberi pupuk susulan sebanyak 3 kali,yaitu:
- Pupuk susulan 1 diberikan 7-10 HST terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 150 kg/ha dan KCl 75 kg/ha
- Pupuk susulan 2 diberikan 20 HST terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 75 kg/ha, SP-36 75 kg/ha dan KCl 150 kg/ha
- Pupuk susulan 3 diberikan 30-35 HST terdiri atas ZA 150 kg/ha, Urea 100 kg/ ha dan KCl 150 kg/ha.
Pengairan dan Penyiraman
Pengairan
diberikan pada pagi dan sore hari. Pada musim kemarau penyiraman tanaman
kembang kol dilakukan 1-2 kali sehari terutama pada saat tanaman berada pada
fase pertumbuhan awal dan pembentukan bunga.
Pengendalian
HPT
Pengendalian
hama dan penyakit tanaman kembang kol dilaksanakan melalui rotasi tanaman
dengan tanaman selain famili kubis-kubisan, pengendalian biologis dengan
mengaplikasikan organisme yang menjadi musuh bagi hama dan
mengaplikasikan pestisida biologis atau pestisida kimiawi.
Pengendalian
penyakit dapat dilakukan dengan menggunakan bibit yang bebas patogen dan
penyakit, merendam benih di air panas ( 50˚ C ) atau di dalam fungisida /
bakterisida selama 15 menit, sanitasi kebun, rotasi tanaman, menanam kultivar
tahan penyakit, tidak menggunakan tanaman yang rusak akibat serangan hama,
melaksanakan pembersihan patogen pada media persemaian atau lahan,
pemberian kapur pertanian pada lahan ber-pH asam dan membuang tanaman yang
terkena penyakit. Untuk mencegah serangan hama dan penyakit menyerang tanaman
perlu diupayakan penyemprotan pestisida 2 minggu sekali.
6. Pemanenan
Umumnya
tanaman kembang kol dapat dipanen pada umur 55-100 hari setelah tanam,
tergantung dari kultivar yang ditanam. Panen
dilakukan pada pagi atau sore hari. Setelah
panen dilakukan maka kegiatan berlanjut dengan penyortiran dan menyimpan
Tidak ada komentar:
Posting Komentar