Gbr. Pengolahan Tanah untuk Tanaman Hortikulura di Ds. Wae Rii |
Lahan adalah
merupakan lingkungan fisis dan biotik yang berkaitan dengan daya dukungnya
terhadap perikehidupan dan kesejahteraan hidup manusia. Lingkungan fisis
meliputi relief (topografi), iklim, tanah, dan air. Sedangkan lingkungan biotik
meliputi hewan, tumbuhan, dan manusia.Setiap kegiatan pertanian pasti
membutuhkan pengolahan lahan.
Pengolahan tanah berarti
mengubah tanah pertanian dengan menggunakan suatu alat pertanian sedemikian
rupa sehingga dapat diperoleh susunan tanah sebaik-baiknya, ditinjau dari
struktur dan porositas tanah. Yang penting dalam pengolahan tanah adalah untuk
menjamin keseimbangan antara air, udara, dan suhu di dalam tanah. Maka
pengolahan tanah mutlak perlu guna menciptakan lingkungan yang cukup baik.
Tujuan
pengolahan tanah pada hakekatnya terdiri dari berbagai pekerjaan modifikasi
tanah dalam perakaran tanaman yang secara langsung atau tidak langsung
bertujuan untuk memperbaiki daerah tersebut bagi pertumbuhan akar, ketersediaan
hara, dan meningkatkan produksi. Pekerjaan ini meliputi usaha-usaha yang bertujuan untuk :
- Mengemburkan tanah untuk penetrasi akar,
- Menimbun residu (sisa-sisa) tanaman sebelumnya,
- Memperbaiki lingkungan tanah agar sesuai untuk pertumbuhan benih atau bibit,
- Memperbaiki infiltrasi air,
- Memperbaiki aerasi tanah akibat perubahan struktur, dan
- Mengendalikan gulma.
Metode Pengolahan Lahan
Metode atau cara pengolahan lahan dibagi menjadi dua yaitu secara
tradisional (konvensional), dan secara modern.
1.
Pengolahan Lahan Secara Konvensional
Pengolahan
lahan dengan metode konvensional biasanya dilakukan untuk lahan lahan yang
sempit dan memiliki kemiringan tertentu. Metode ini biasanya banyak
dilakukan di lingkungan pedesaan yang sebagian masyarakat banyak menggunakan
lahannya sebagai lahan persawahan dan tanaman sayuran. Kelebihan dari metode
ini yaitu tidak dibutuhkan modal yang cukup besar, karena dilakukan oleh tenaga
manual dan biasannya dilakukan secara gotong royong. Tetapi pengolahan lahan
dengan system ini banyak menagalami kekurangan, diantaranya membutuhkan
waktu yang lama dalam pengerjaannya.
2. Pengolahan
Lahan Secara Modern
Pengolahan
lahan dengan cara modern biasanya banyak dilakukan untuk tanaman tanaman
perkebunan dan memiliki lahan yang luas. Pengolahan lahan dengan cara ini
biasannya menggunakan mesin. Pengolahan lahan dengan sistem ini memiliki
kelebihan diantaranya lebih cepat dalam proses pengerjaan, serta dapat
menghemat waktu penanaman. Kekurangan dari system ini yaitu dibutuhkannya modal
yang besar dalam pengupayaannya.
Macam-macam System Pegolahan Lahan
1. Pengolahan Lahan Sempurna
Pengolahan
lahan secara sempurna yaitu pengolahan lahan yang meliputi seluruh kegiatan
pengolahan lahan atau pengolahan
intensif, pada seluruh lahan yang akan ditanami. Dimulai dari awal pembukaan lahan hingga lahan
siap untuk ditanami, meliputi pembajakan, pemupukan dan rotary.
2. Olah Lahan Minimum.
Pegolahan
lahan dengan olah tanah minimum dengan
mencangkul tanah pada barisan yang akan ditanami. Tanah dicangkul 15-20 cm agar
bisa menghancurkan bongkahan tanah yang besar. Pada pengolahan tanah ini
biasanya banyak dilakukan untuk lahan persawahan.
3. Tanpa Olah Tanah(TOT)
Pengolahan
lahan pada system ini paling sederhana sebab tanah tak perlu diolah, hanya penyemprotan gulma dengan menerapkan
herbisida Polaris, kemudian ditunggu
hingga gulma mati dan lahan siap untuk ditanami. Pada pengolahan lahan ini
biasanya digunakan sistem tajuk dalam proses penanamannya.
Pengolahan
lahan juga tentunya harus memperhatikan topografi dan kontur keadaan lahan.
Semakin curam keadaan maka akan semakin besar tingkat erosi yang terjadi. Jika
tingkat erosi semakin besar maka humus dan zat hara dalam tanah akan semakain
banyak hilang. Berikut adalah tingkat kecuraman dan sifat tanah :
1. Hampir Datar
Pada topografi ini tanah memiliki sifat
diantaranya pengairan baik, mudah diolah ancaman erosi kecil, , tidak
terancam banjir. kemampuan menahan air baik, subur, dan respon terhadap pupuk.
Pada lahan seperti ini sangat cocok untuk dijadikan sebagai lahan pertanian
2. Lereng
Landai
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat
diantaranya struktur tanah kurang baik, ada ancaman erosi, pengolahan harus
hati-hati,
3. Lereng Miring
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat
diantaranya baik ditanami untuk tanaman semusim mudah tererosi bergelombang
tanahnya padas, kemampuan menahan air rendah.
4. Lereng Miring dan Berbukit
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat
diantaranya lapisan tanah tipis, kemampuan menahan air rendah sangat
mudah tererosi dan, sering banjir. kandungan garam natrium tinggi
5. Datar
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat
diantaranya tidak cocok untuk pertanian, selalu tergenang air dan tanahnya
berbatu-batu
6.
Lereng Agak Curam
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat
diantaranya tanah berbatu-batu, erosi kuat, tidakcocok untuk pertanian.
7. Lereng Curam
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat
diantaranya tanah berbatu, erosi sangat kuat, perakaran sangat dangkal,
hanya untuk padang rumput
8. Lereng Sangat Curam
Pada topografi tanah seperti ini memiliki sifat
diantaranya berbatu dan kemampuan menahan air sangat rendah tidak cocok
untuk pertanian, lebih sesuai dibiarkan (alami)
Cara pengolahan
tanah dengan tenaga manusia ada beberapa sistem, antara lain :
1.
Sistem
glebagan/buruhan, yang terdiri dari : sistem buruhan dangkal dan system
buruhan dalam,
2.
Sistem
parit,
3.
Sistem
sawah, dan
4.
Sisrem
reynoso.
Langkah-langkah
pengolahan tanah :
- Land Clearing adalah membersihkan lahan dari sisa tumbuhan atau semak yang ada
- Discing/ Membajak adalah mengiris-iris lahan yang masif menjadi bongkahan-bongkahan
- Harrowing adalah membalikkan tanah, menghaluskan
- Chaining adalah lebih menghaluskan lagi
- Seed Bad Preparation adalah menyediakan bentuk akhir lahan yang dikehendaki. Misalnya guludan, petak, dataran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar